Jika seseorang secara tidak sengaja menelan sisa makanan yang tersisa di gigi, apakah batal puasanya?

Dalam Kitab Fathul Mu’in Bisyarhi Qurrotil Ain Bi Muhimmatiddin karya Syekh Zainuddin Almalibari hlm. .

فرع لو بقي طعام بين أسنانه فجرى به ريقه بطبعه لا بقصده: لم يفطر إن عجز عن تمييزه ومجه

وإن ترك التخلل ليلا مع علمه ببقائه وبجريان ريقه به نهارا لأنه إنما يخاطب بهما إن قدر عليهما حال الصوم لكن يتأكد التخلل بعد التسحر أما إذا لم يعجز أو ابتلعه قصدا: فإنه مفطر جزما.

.وقول بعضهم: يجب غسل الفم مما أكل ليلا وإلا أفطر: رده شيخنا.

Cabang: Jilakalau ada sisa makanan di antara gigi lalu mengalir tertelan bersama air liur dengan sendirinya, tidak dengan sengaja, maka tidak membatalkan puasa selagi tidak mampu untuk menyaringnya dan mengeluarkannya.

Meskipun pada malam hari ia tidak menyelalai gigi pada bersertaan ia tahu ada makanan yang tersisa di antara gigi dan tahu juga bahwa itu akan ikut tertelan bersama air liur saat di siang hari, sebab kewajiban menyaring dan mengeluarkan sisa makanan jika mampu adalah pada saat berpuasa di siang hari, (bukan di malam harinya), akan tetapi hukumnya sunnat muakkad menyelang nyelangi gigi setelah makan sahur, apabiila ia mampu atau, jika ia menelannya dengan sengaja, maka puasanya batal.

berkata sebahagian ulama: wajib hukumnya mencuci mulut dari makanan di malam hari, jika tidak, maka batal puasanya. akan tetapi pendapat ini ditolak oleh guru kami (guru dari Syekh Zainuddin Al-Malibari) Ibnu Hajar Al-Haitami.

Sumber: Kitab Fathul Muin Syarah Qurratul Ain Bi Muhimmatiddin hlm. 267

Kesimpulan: Jika tidak sengaja, tidak batal Puasa. Wallau a’lam.

gambar: Detik.com

Leave a Comment