Pertanyaan:
Bagaimana cara mengatur shaf makmum dalam sholat berjamaah? apakah dimulai dari tengah, atau dari pinggir? atau bisa dimulai darimana saja?
Jawaban:
Bismillahirrahmanirrahim. alhamdulillah, Ashalatu wassalamu ‘ala rasulillah wa’ala alihi wa sahbihi wa man walah.
Shaf makmu berada di belakang imam dimulai dari tengah (belakang imam) kemudian diikuti sebelah kanan dan kiri. Demikian pula Shaf kedua disusun mulai dari tengah kira-kira setentang dengan imam, kemudian diisi di sebelah kanan dan kiri. Wallahu A’lam
dijawab oleh Tgk. Azwar Ramnur, MA
(Pengasuh Pondok Pesantren al-Anshar Lae Balno)
Referensi:
- Majmu’ Syarah Muhadzdzab
أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ الاعْتِدَالُ فِي الصُّفُوفِ فَإِذَا وَقَفُوا فِي الصَّفِّ لا يَتَقَدَّمُ بَعْضُهُمْ بِصَدْرِهِ أَوْ غَيْرِهِ وَلا يَتَأَخَّرُ عَنْ الْبَاقِينَ , وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يُوَسِّطُوا الإِمَامَ وَيَكْتَنِفُوهُ مِنْ جَانِبَيْهِ لِحَدِيثِ اَبِى دَاوُدَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسِّطُوا الْاِمَامَ وَسَدُّوا الْخَلَلَ
“Bahwa sesungguhnya disunahkan adanya keseimbangan dalam shaf. Ketika mereka (para jamaah shalat) berdiri, mereka tidak boleh sebagian dari mereka terlalu maju dengan dadanya atau anggota tubuh yang lain, dan tidak boleh (pula) terlalu mundur dari jamaah lainnya. Mereka juga disunahkan untuk menjadikan imam berada di tengah-tengah dan mengelilinginya dari kedua sisinya karena didasarkan pada hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, ‘Jadikan imam berada di tengah-tengah dan tutuplah celah,’” (Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Beirut-Dar al-Fikr, juz, IV, h. 301).
2. I’anatuttalibin.
ويسن إذا تعددت أصناف المأمومين أن يقف خلفه الرجال، ولو أرقاء، ثم بعده – إن كمل صفهم – الصبيان، ثم بعدهم – وإن لم يكمل صفهم – النساء. إلى أن قال…ومتى خولف الترتيب المذكور كره
[البكري الدمياطي ,إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين ,2/31]
“disunahkan bila shaf makmum itu banyak, hendaknya belakang imam diisi oleh kaum laki-laki meskipun hamba sahaya, kemudian setelah shofnya penuh diisi oleh anak-anak, dan kemudian diisi oleh kaum wanita meskipun barisannya belum penuh…. (sampai katanya) Dan bila urutan barisan tersebut disalahi hukumnya makruh.”